Senin, 29 Januari 2018

DIMENSI SPIRITUAL DALAM PSIKOLOGI TRANSPERSONAL




DIMENSI SPIRITUAL DALAM PSIKOLOGI TRANSPERSONAL
(Psikologi Transpersonal sebagai Pola Baru Psikologi Spiritual)


            Perkembangan psikologis manusia modern menunjukan suatu gejala, dimana sisi spiritual manusia nampaknya kini mempunyai signifikansi yang kuat bagi keseimbangan kehidupan masyarakat modern. Di tengah kekeringan spiritualitas, masyarakat modern mulai mencari-cari, baik terhadap ajaran agama; Islam, Kristen maupun Budha atau sekedar berpetualang kembali kepada alam sebagai 'uzlah' dari kebosanan karena lilitan masyarakat ilmiah-teknologis.1
            Dalam ujaran lain, Ruang nilai-nilai yang bersifat transenden (non-materi) yang selama ini tersingkirkan akibat budaya materialistik positivistik masyarakat modern, kini mulai disadari sebagai kebutuhan dasar batin dan jiwa mereka. Masyarakat modern mulai menyadari bahwa kebutuhan manusia terhadap dimensi spiritualnya adalah suatu hal yang sifatnya alamiah (fitrah manusia). Bagaimanapun perkembangan manusia, ia akan senantiasa membutuhkan dimensi spiritual yang bersifat transendental tersebut.2
            Karenanya, tidak berlebihan bila banyak kalangan yang memprediksikan, bahwa kebangkitan spiritualitas akan menjadi fenomena menarik di abad 21 ini.3
            Dari sini pulalah hadir “madzhab keempat” yang sering disebut dengan psikologi Transpersonal. Aliran psikologi ini mulai menempatkan agama (spiritualitas).4
            sebagai salah satu wilayah kajiannya. Sehingga banyak ilmuwan yang menganggap aliran ini sebagai pendekatan yang paling representatif dalam mengkaji gejala-gejala keagamaan atau problem-problem spiritual5
            Komunitas psikolog muslim banyak yang terpesona dengan aliran psikologi ini, bahkan sebagian dari mereka menganggap psikologi Transpersonal telah mewakili suara Islam. Ekspresi kekaguman pada psikologi madzhab ketiga ini tampak dari anjuran Malik B. Badri, seorang psikolog muslim kenamaan, agar para psikolog muslim mempelajari lebih dalam lagi aliran psikologi ini.6
            Pendek kata, psikologi Transpersonal telah berhasil menawarkan khazanah baru dalam kajian ilmiah terhadap agama. Tidak diragukan lagi, bahwa dalam lintasan sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk psikologi, berbagai macam usaha untuk memverifikasi bahkan memfalsifikasikan sebuah sains telah lama berkembang dan merupakan sesuatu yang niscaya.[1]
 DAFTAR PUSTAKA
 Badri, Malik B. 1995. Dilema Psikolog Muslim diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dari the Dilemma of Muslim psychologists oleh Siti Zaenab Luxfiati. Jakarta: Pustaka Firdaus.




[1] Lihat tema-tema sentral tulisan Nurcholis Majid. 1992. Islam Dokrin dan peradaban:Sebuah Telaah tentang masalah keimanan. Jakarta: Paramadina, lihat pula tulisannya pada tahun 1988. Islam Kemoderenan dan Keindonesiaaan. Bandung: Mizan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar