Senin, 29 Januari 2018

Pengertian Psikologi



Psikologi adalah sebuah disiplin ilmu yang dimasa lalu telah dan dewasa inipun masih terkotakkotak, tersekatsekat, terpecah pecah atau terfragmentasi. Giorgi, dalam buku memperingati seabad psikologi sebagai ilmu yang dieditori Sigmund Koch dan David Leary, menulis: “Psychology’s disciplinary status is ambiguous at best and chaotic at worst” 1992, h. 46). Psikologi sebagai pengetahuan yang chaotic ‐‐‐ pengetahuan yang tidak konsisten, mengikuti mode, berantakan, tidak bertalian, nir konsensus, dan mengula ngulang bukanlah pengetahuan ilmiah efektif (Staats, 1991).  Krisis psikologi ini bukan baru saja diderita melainkan sudah menahun, sebab sejak semula memang tidak ada koherensi (Giorgi, 1992), dan akan menjadi semakin parah jika tidak ada upayanmenanganinya (Staats, 1991).[1]
Upaya pengintegrasian telah dicoba dilakukan diantara sejumlah bidang khusus psikologi. Misalnya integrasi antara psikologi kepribadian dengan psikologi eksperimen (Eysenck, 1997), psikologi sosial, psikologi kepribadian, psikologi klinis, dengan psikologi kesehatan (Sneyder, Tennen, Afleck, & Cheavens, 2000), psikologi sosial dengan psikologi klinis (Forsyth, 2000), psikologi kepribadian dengan psikologi klinis (Mayer,2004), psikologi sosial dengan psikobiologi (Bernston & Cacciopo, 1992; Bernston & Cacciopo, 2000), psikologi kepribadian, psikologi sosial dan psikologi perkembangan (Roberts & Pomerantz, 2004). [2]
Upaya mengintegrasikan psikologi juga terlihat pada psikologi evolusioner. Psikologi evolusioner mengklaim sebagai sebuah paradigma teoretis baru yang menawarkan metateori bagi psikologi (Buss, 1995; Hastjarjo, 2003). Psikologi evolusioner telah memberikan pengaruh kepada psikologi kognitif, sosial, perkembangan, kepribadian, klinis, budaya, industri dan organisasi, pendidikan, lingkungan. Sebenarnya, psikologi evolusioner menghilangkan pembagian tradisional bidang psikologi tersebut sebab pembagian itu bersifat semena dan tidak alamiah.  Psikologi evolusioner mengintegrasikan berbagai bidang tradisional psikologi melalui prinsip problem adaptif beserta penyelesaian terhadap problem tersebut. Menggunakan prinsip problem adaptif dan
solusinya akan memberikan sebuah cara yang lebih alamiah untuk “membelah alam tepat pada sendinya” sehingga psikologi evolusioner melintasi semua disiplin (Buss, 2004). [3]
Psikologi transpersonal (Cunningham,2004; Wilber, 1997; lihat juga Hastjarjo, 2005b) juga mengklaim sebagai psikologi integral oleh karena mengintegrasikan perspektif ilmu pengetahuan kognitif, introspeksionisme, neuropsikologi, psikoterapi individual, psikologi sosial, psikiatri klinis, psikologi perkembangan, kedokteran psikosomatik, keadaan kesadaran khusus, tradisi Timur dan kontemplatif, kesadaran menurut pendekatan kuantum serta tenaga dalam.  Psikologi transpersonal berusaha menyatukan badan, mental dan spirit dengan membuat kerangka psikologis integratif yang memasukkan persoalan spiritualitas kedalam ranah ilmiah (Cunningham, 2004).[4]


[1] T. Dicky Hastjarjo. Mengintegrasikan Psikologi. 2011. No. 1. Hlm 4.
[2] T. Dicky Hastjarjo. Mengintegrasikan Psikologi. 2011. No. 1. Hlm .10

[3] T. Dicky Hastjarjo. Mengintegrasikan Psikologi. 2011. No. 1. Hlm 10.

[4] T. Dicky Hastjarjo. Mengintegrasikan Psikologi. 2011. No. 1. Hlm 11




DAFTAR PUSTAKA

Utama, J. S. A. (2003). Psikologi budaya (Cultural Psychology): Kritik dan konstruksi pemikirannya. Suksma, 2, 1, 4351.

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar