BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Persyarikatan muhammadiyah merupakan gerakan
islam dan da’wah amar ma’aruf nahi munkar, beraqidah islam, bersumber pada
al-quran dan assunnah, bertujuan menegakan dan menjunjung tinggi agama islam
sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya, bergerak dalam segala
bidang kehidupan, antara lain bidang pendidikan. Kesehatan, dan sosial ekonomi.
Gerakan kepanduan hizbul wathan sebagai organisasi otonom, memiliki tugas visi
dan misi muhammadiyah dan pendidikan anak, remaja dan pemuda, sehingga mereka
menjadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan,umat,
dan bangsa
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini
masalah yang perlu dipecahkan dirumuskan sebagai berikut:
1.
Jelaskan
Pengertian Keorganisasi?
2.
Jelaskan
Kepemimpinan Gerakan Kepanduan Hizabul Wathan?
3.
Apa
Tujuan Dari Anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan?
C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Pengertian
Organisasi.
2.
Untuk Mengetahui Kepemimpinan
Gerakan Kepanduan Hizabul Wathan.
3.
Untuk
Mengetahui Anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Organisasi
Organisasi abstrak, tidak dapat
dilihat, tetapi selalu kita rasakan eksistensinya hampir disemua aspek
kehidupan; melingkupi dan mengatur kehidupan. Organisasi sebagai kesatuan sosial
kumpulan individu terkoordinasi – terstruktur secara sadar, sehingga bisa
sebagai sistem saling berinteraksi (terdiri berbagai kegiatan saling
berhubungan). Kelompok individu bekerja sama dengan memiliki pemimpin, untuk
mencapai tujuan. sehingga anggota mempunyai tugas dan fungsi / peran masing –
masing; dan sebagai kesatuan mempunyai tujuan dan batas yang jelas (sehingga
organisasi dapat dipisahkan dari lingkungannya).
1. Organisasi Klasik, Neo Klasik, Modern
Klasik, Perhatian / fokus anatomi organisasi
dan manusai makluk rasional tidak punya aspek sosial. Berpegang
pada prinsip ; perlu keseimbangan tanggung jawab dan wewenang, pemisahan dan
pengelompokan tugas sejenis.
Neo
Klasik, perhatian
aspek sosial, kurang / abaikan aspek anatomi organisasi. Berpegang pada prinsip
organisasi system sosial, antar anggotanya merupakan interaksi sosial, kelompok
non formal punya norma yang pengaruhi sikap dan prestasi kelompok. Interaksi
sosial biasa/ perlu pergerakan positif (saluran komunikasi) supaya tujuan
individu/ kelompok bersesuaian dengan tujuan organisasi
Modern, perhatian pada aspek Teknologi
yang digunakan dan lingkungannya. Prinsip : Teknologi dan lingkungan
berpengaruh terhadap bentuk organisasi, Kemampuan adaptasi tepat akan mencapai
keberhasilan, Bentuk / cara kelola harus disesuaikan dengan teknologi/
lingkungan.
Organisasi
Gerakan HW menggunakan azas organisasi
modern, yang menekankan pada prinsip ber – adaptasi (bukan kekuatan) dalam
mencapai keberhasilan; selalu menyesuaikan dengan teknologi terkini dan belajar
sesuai dengan lingkungan. Organisasi yang selalu berubah dan atau belajar
dengan lingkungan (learning organisation). Namun demikian karena GK HW
adalah organisasi sosial kemasyarakatan (dakwah), maka asas/ prinsip neo klasik
masih tetap digunakan dalam tata kelola gerakanya; antar anggotanya merupakan
interaksi sosial, kelompok non formal punya norma yang pengaruhi sikap dan
prestasi kelompok. Interaksi sosial biasa/ perlu pergerakan positif (saluran
komunikasi) supaya tujuan individu/ kelompok bersesuaian dengan tujuan
organisasi.
2. Struktur organisasi matrik
Umumnya
organisasi muncul dalam bentuk struktur fungsional, membesar dan jadi rumit,
mengubah bentuk menjadi struktur produk (kadang-kadang beberapa bagian tetap
fungsional) menjadi struktur hibrid, apabila rentang kawasan sangat luas biasa
memadukan dengan struktur geografis. Jika kesemua bentuk/ paduan bentuk ini
tidak lagi mampu mewadai dinamika organisasi mencapai visi, misi dan tujuanya
dengan baik, biasanya mencoba menggunakan struktur matrik.
Struktur
matrik memanfaatkan berbagai kelebihan dari struktur fungsional dan produk
(serta geografis) secara simultan pada semua bagian
organisasi; struktur hibrid (campuran) tidak simultan diseluruh bagian. Kondisi
yang sesuaiuntuk struktur matrik: jika ada tekakan ganda dari dua atau
lebih sektor krisis secara simultan, lingkungan kompleks sering
berubah, memiliki ketidakpastian tinggi, masalah / isu utamanya bersifat ganda,
seperti: lokasi – fungsi, produk – fungsi, kualitas – efisiensi, efisiensi –
efektifitas dan lain sebagainya; memerlukan hubungan vertikal/ horizontal yang efektif,
perlu penggunaan sumber secara efisien namun tetap efektif. Struktur matrik
hanya terdapat pada puncak organisasi (tidak semua anggota harus mempunyai
atasan ganda) dan sangat pas untuk organisasi yang bersifat kolegial.
Hampir
semua Perguruan Tinggi (PT) dalam posisi keadaan kondisi seperti diatas, maka
semua PT (termasuk PTM) menggunakan struktur organisasi matrik. Untuk ini
sebaiknya GK HW di PTM menggunakan struktur roganisasi yang konggruen (selaras)
dengan struktur yang di gunakan PTM “struktur matrik”, hal ini penting karena
kondisi yang di alami GK HW relatif akan sama dengan kondisi yang di alami PTM
dan ini juga untuk memudahkan komunikasi, interpretasi, serta kesamaan pola
gerakan/ irama.
Muhammadiyah
adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini di
ambil dari nama nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal
sebagai orang-orang yang menjadi pengikut nabi Muhammad SAW.
Tujuan
utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam
proses dakwah. Penyimpanan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur
dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alas an adaptasi.
Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata
sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan
ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi
dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala
aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan
perbuatan yang ekstrem.
Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak
merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran,
diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang
berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh
Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan
dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung
penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah
Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan
perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya
organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.
Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).
Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung
usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak
dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk
wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam
pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang
dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi
Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin _khusus
laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu'allimaat
Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).
Pada masa kepemimpian Ahmad Dahlan (1912-1923),
pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta,
Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah pekalongan sekarang. Selaim Yogya
cabang muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun
1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatra Barat, dan dari
daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatra, Sulawesi, dan
Kalimantan. Pada tahun 1938 Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.
Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada
di Yogyakarta.
Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan
kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta.
Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua Umum yang dibantu tujuh orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.
Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua Umum yang dibantu tujuh orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.
Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom
Muhammadiyah, yaitu:
a.
Aisyiyah (organisasi wanita)
b.
Pemuda Muhammadiyah (organisasi pemuda)
c.
asyiatul Aisyiyah (organisasi
pemudi)
d.
Ikatan
Pelajar Muhammadiyah (organisasi pelajar dan remaja)
e.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (organisasi
mahasiswa)
1.
Pimpinan
No
|
Nama
|
Awal
Jabatan
|
Akhir
Jabatan
|
1.
|
KH Ahmad Dahlan
|
1912
|
1923
|
2.
|
KH Ibrahim
|
1923
|
1932
|
3.
|
KH Hisyam
|
1932
|
1936
|
4.
|
KH Mas Mansur
|
1936
|
1942
|
5.
|
Ki Bagoes Hadikoesoemo
|
1942
|
1953
|
6.
|
Buya AR Sutan Mansur
|
1953
|
1962
|
7.
|
KH M Yunus Anis
|
1959
|
1962
|
8.
|
1962
|
1968
|
|
9.
|
1968
|
1971
|
|
10.
|
1971
|
1990
|
|
11.
|
1990
|
1995
|
|
12.
|
1995
|
2000
|
|
13.
|
2000
|
2005
|
|
14.
|
2005
|
2010
|
|
15.
|
2010
|
2015
|
Jabatan penting dalam struktur matrik
GK HW: pimpinan
tertinggi (pimpinan GK HW PTM) harus menyeimbangkan kekuatan fungsi dan produk,
apabila gagal akan menjadi fungsional dan atau produk; perlu memberikan
delegasi dan merangsang kontak / koordinasi. Pimpinan matrik (pimpinan
departemen : diklat, litbang, pengangabdian masyarakat dan dakwah), merupakan
pimpinan salah satu sisi matrik, yang biasanya memiliki masalah utama tentang
kewenangan terhadap bawahan yang tidak seratus persen (sebagian kewenangan GK
HW fakultas) sehingga perlu berunding/ kompromi dengan argumentasi. Pimpinan
dua atasan (bagian : diklat, litbang, pengabdian masyarakata dan dakwah GK HW
tingkat fakultas) merupakan jabatan yang sulit karena menghadapi tuntutan yang
berbeda tetapi sah dari dua atasan sehingga perlu keberanian “berunding/
kompromis argumentasi” terhadap kedua atasanya, hubungan baik dan loyalitas
ganda terhadap atasan.
Kelebihannya struktur matrik GK HW PTM
: mampu
mencapai tingkat koordinasi yang cocok untuk tuntutan ganda, pemanfaatan SDM GK
HW fleksibel menurut jenis produk maupun kegiatan, sesuai untuk pengambilan
keputusan yang sifatnya rumit serta untuk lingkungan yang tidak stabil dengan
frekuensi perubahan yang tinggi, memberikan kesempatan yang sama untuk
pengembangan ketrampilan fungsional maupun ketrampilan integrasi menurut
produk, dan sesuai untuk GK HW PTM dengan beberapa jenis produk berbagai
sarjana fakultas dan atau kader pendidik/ pelatih, peneliti, pengabdi
masyarakat, dakwah.
Kekurangannya: wewenang ganda menyebabkan
munculnya kebingungan dan frustasi; SDM GK HW perlu terlatih agar terampil
saling berhubungan dalam matrik, menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi
penyelesaian masalah, akan lancar jika SDM GK HW mengerti sifat matrik
(menganut hubungan kolegial, bukan vertikal), dan perlu tuntutan ganda dari
lingkungan agar organisasi GK HW PTM tetap seimbang.
2. Manajemen, TQM
Era global membawa implikasi kepada organisasi GK
HW. Organisasi GK HW harus meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya
dengan cara perbaikan berkelanjutan, perampingan proses dan memotong biaya.
Program yang tepat untuk ini adalah manajemen kualitas total (Total Quality
Management, TQM) dan rekayasa ulang proses upaya/ usaha (Business Process
Re-Engineering, BPR).
a.
Total Quality Management GK HW merupakan filsafat manajemen yang didorong
oleh pencapaian kepuasan anggota secara konstan melalui perbaikan
berkelanjutan (continous improvement) dari semua proses
organisasi; fokus anggota, perbaikan berkelanjutan, perbaikan kualitas dari semua
proses organisasi, pengukuran akurat dan pemberian kuasa pada SDM GK HW. Ini
semua membawa implikasi untuk perbaikan – pengembangan GK HW bahwa, SDM GK HW
akan berpikir ulang terhadap apa yang mereka lakukan dan lebih terlibat
pengambilan keputusan di dalam organisasi GK HW.
b.
Business Process Re – Enginering (BPR) memiliki filosofi
penyempurnaan / perbaikan. BPR mempertimbangkan kembali bagaimana kerja
dilakukan dan organisasi GK HW di struktur seandainya kerja dan organisasi
dicipta dari nol/ awal. BPR bertujuan mencapai perbaikan – perbaikan langkah
dalam kinerja dengan cara mendesain ulang proses dimana organisasi beroperasi,
memaksimumkan kandungan yang memberi nilai tambah dan meminimkan / menurunkan
yang tidak memberi nilai tambah. Dengan BPR dimungkinkan untuk mempengaruhi
perbaikan langkah dalam kinerja proses guna revitalisasi.
3.
Kepemimpinan Gerakan Kepanduan Hizbul
Wathan
Kepemimpinan GK HW adalah usaha supaya SDM GK HW mau
melakukan sesuatu yang lebih untuk mencapai tujuan organisasi / kelompok. Gaya
kepemimpinan GK HW dapat berasal dari kepribadian pemimpin dan struktur
tugasnya yang melahirkan tiga gaya: situasional, sosial dan perpaduan situasi
dan sosial. Kepemimpinan dapat berorientasi pada produk / hasil, bawahan /
anggota dan perpaduan orientasi hasil dan anggota.
a. Kuadran kepemimpinan, memberikan perhatian bahwa seorang
pemimpin memiliki pertimbangan (terhadap manusia / anggota)
yang menggambarkan hubungan pemimpin dan anggota dengan situasi saling percaya,
hangat, kekeluargaan dan menghargai ide, dan struktur
pemrakarsaan menjelaskan pemimpin itu mengatur dan menentukan: pola
organisasi, peran dan pelaksanaannya serta saluran komunikasi. Kepemimpinan GK
HW diharapkan memiliki struktur pemrakarsaan tinggi dan pertimbangan yang
tinggi juga.
b. Kontinum kepemimpinan, memberikan perhatian kepada
kepemimpinan yang berorientasi/ terpusat kepada pemimpin dan terpusat pada
anggota/ bawahan. Kepemimpinan GK HW diharapkan memiliki keseimbangan perilaku
yang terpusat pada pemimpin dan anggota, yang dalam proses pengambilan
keputusan dengan cara mengemukakan keputusan sementara yang masih dapat diubah.
c. Kepemimpinan Kharismatik Gerakan
Kepanduan Hizbul Wathan,kepemimpinan yang heroik atau luar biasa dalam perilaku
tertentu memiliki karakter : percaya diri, memandang jauh kedepan dan mampu
membuat, mengungkap dan meyakini (visioner), kontraversi, agen perubahan dan
peka terhadap lingkungan.
4.
Anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
a. Anggota GK HW memiliki tujuh kebiasaan
efektif (7
habit efektif). Proaktif, merujuk pada tujuan akhir, dahulukan yang utama,
berpikir menang – menang berusaha memahami baru ingin dipahami, mewujudkan
sinergi dan mengasah gergaji.
b. Jadilah proaktif. Anggota GK HW bersikap proaktif lebih
dari sekedar mengambil inisiatif; artinya bertanggung jawab atas perilaku kita
sendiri (dimasa lalu, sekarang maupun yang akan datang), dan membuat
pilihan-pilihan berdasarkan prinsip dan nilai ketimbang pada suasana hati atau
keadaan. Anggota GK HW proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk
tidak menjadi korban, tidak bersikap reaktif, tidak menyalahkan orang lain.
Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan empat karunia manusia
yang unik: kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi dan kehendak bebas, dan
dengan menggunakan pendekatan dari dalam keluar untuk menciptakan perubahan.
Mereka SDM GK HW bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka
sendiri, adalah keputusan yang paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.
c. Merujuk pada tujuan akhir. Segalanya diciptakan dua kali, pertama
secara mental, kedua secara fisik. Individu anggota GK HW, tim dan organisasi
membentuk masa depannya masing-msing dengan terlebih dulu menciptakan visi
serta tujuan secara mental. Mereka SDM GK HW bukan menjalani kehidupannya hari
demi hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental SDM
GK HW mengidentifikasikan prinsip, nilai, hubungan dan tujuan yang paling
penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri sendiri untuk
melaksanakannya. Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan
secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu anggota GK HW, tim atau
organisasi. Pernyataan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi
keputusan lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi, visi dan nilai adalah inti
dari kepemimpinan.
d. Dahulukan yang utama. Mendahulukan utama dalah penciptaan
kedua SDM GK HW secara fisik. Mendahulukan yang utama artinya mengorganisasikan
dan melaksanakan apa yang telah diciptakan secara mental. Hal-hal sekunder
tidak didahulukan, hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu anggota GK HW
dan organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah
mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.
e. Berusaha untuk memahami dulu baru ingin
dipahami. Kalau
kita anggota GK HW mendengarkan dengan seksama lebih dahulu untuk memahami
orang lain, ketimbang untuk menghadapinya; maka kita anggota GK HW memulai
komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami,
mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk
berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah. Berusaha
memahami ini menuntut kemurahan, berusaha dipahami menuntut keberanian.
Keefektifan terletak dalam keseimbangan diantara keduanya.
f. Mewujudkan Sinergi. Sinergi adalah menghasilkan
alternatif ketiga, sikap memahami dan bahkan memanfaatkan perbedaan-perbedaan
yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim yang sinergistis
memanfaatkan masing-masing individu anggota GK HW, sehingga secara
keseluruhannya lebih besar dari pada jumlah total dari bagian-bagiannya.
Hubungan-hubungan serta tim seperti ini mengenyampingkan sikap saling
merugikan. Mereka tidak puas dengan kompromi atau sekedar kerja sama. Melainkan
mereka kejar kerjasama yang kreatif.
3. Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang merupakan hasil
interaksi antara kebutuhan dan faktor luar yang mempengaruhi perilaku
seseorang. Usaha supaya orang lain mau melakukan sesuatu. Kebutuhan adalah
kekurangan yang dirasa individu pada saat tertentu sehingga merangsang untuk
menginginkan sesuatu.
a. Motivasi Positif dan Negatif, Motivasi
positif, adalah
proses memotivasi/ mempengaruhi dengan menambah tingkat kepuasan tertentu
misalkan dengan promosi, insentif, kenaikan tingkat; kenaikan fungsi. Peran dan
tanggung jawab, perbaikan kondisi. Sedangkan motivasi negatif, proses
memotivasi / mempengaruhi dengan menakut-nakuti (secara paksa) misalkan dengan
cara demosi, kehilangan jabatan; diturunkannya fungsi, peran dan tanggung
jawab, pengurangan kondisi kerja. Anggota GK HW diharapkan termasuk SDM yang
memiliki motivasi positif.
b. Asumsi manusia X dan Y, Individu pada asumsi ‘X’ memiliki
sifat dasar yang malas, menghindari pekerjaan/ tanggung jawab, menginginkan
keberhasilan tanpa kerja keras sehingga dalam kegiatan/ aktivitas harus
dipaksa, diawasi, diarahkan, ambisi relatif kecil dan menginginkan jaminan
diatas segalanya. Motivasi kerja/ perjuangnya hanya untuk memperoleh motif
finansial. Individu pada asumsi Y memiliki sifat dasar rajin,
bekerja merupakan kodrat manusia, mampu mengendalikan dan mengarahkan diri,
tujuan adalah sesuatu prestasi, mencari tanggung jawab, menginginkan
keberhasilan dengan kerja keras/ cerdik, memiliki inisiatif, mampu
menyelesaikan masalah, beranggapan bahwa intelektual manusia baru digunakan
sebagian saja. Motivasi kerja/ perjuanganya untuk memperoleh prestasi kerja
yang optimum (motif non finansial). Anggota SDM GK HW diharapkan senagai
individu dengan asumsi ‘Y’
c. Hirarki Kebutuhan, Kebutuhan manusia secara hirarkis
distrukturkan dimana satu kebutuhan akan dipenuhi lebih dulu, baru kebutuhan
selanjutnya ingin dipenuhinya. Secara hirarkis berturut-turut: kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan,
dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Individu dapat saja tidak mengikuti
hirarkis kebutuhan dari kebutuhan fisiologis menuju aktualisasi diri, tetapi ia
lebih mendahulukan / dominan kebutuhan sosialnya lebih dulu baru disusul
penghargaan dan aktualisasi diri (berarti ia mengabaikan fisiologis dan rasa
aman). Anggota GK HW diharapkan memiliki motivasi pada tingkat ’aktualisasi
diri’
d. Existence – Relatedness – Growth (ERG), kebutuhan
manusia secara hirarkis distrukturkan dimana satu kebutuhan akan dipenuhi lebih
dulu, baru kebutuhan selanjutnya ingin dipenuhinya. Secara berurutan kebutuhan
tersebut adalah kebutuhan akan eksistensi, keterkaitan dan pertumbuhan. Anggota
SDM GK HW diharapkan berada pada tingkat motivasi pertumguhan.
e. Tiga Kebutuhan Dasar, sebagai motivator individu : need for
achievement (N-Ach) merupakan kebutuhan manusia untuk berprestasi; need for
power (N-Pow) merupakan kebutuhan manusia untuk berkuasa/ menguasai; need for
affiliation (N-Aff) merupakan kebutuhan manusia untuk berafiliasi pada
masyarakat/ lingkungannya. Anggota SDM GK HW diharapkan memiliki kebutuhan
dasar yang tinggi akan N – Ach, N – Pow, N – Aff, sehingga
harapan sukses berhasil sebagai pemimpin lebih tinggi.
C.
Model Aktivitas/ Gerakan Penghela Penuntun
Gerakan
kepanduan Hizbul Wathan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Konggruensi dengan dharma PTM 3 dharma + dakwah (pendidikan,
penelitian, pengabdian pada masyarakat dan dakwah) Berlandasan pada policy PPM,
the real and modern scout, OMKA, model aktivitas & filsafat dasar sistem
diklat pengembangan SDM GK HW.
Kegiatan mengenai :
Pendidikan, penelitian, pengambdian & dakwah
Pandu sejati dan modern (the real and modern scout)
Penentuan benchmark (patok duga) dan keinginan melampaui
patok duga pandu di negara maju
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Muhammadiyah
adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini di
ambil dari nama nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal
sebagai orang-orang yang menjadi pengikut nabi Muhammad SAW.
B.
Saran
Dari kesimpulan di atas Gerakan Muhammadiyah berciri
semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan
terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi
dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia
dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan
perbuatan yang ekstrem.
AFIAH FIFI FITRIA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar