Senin, 29 Januari 2018

Hizabul Wathan



BAB 1
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Persyarikatan muhammadiyah merupakan gerakan islam dan da’wah amar ma’aruf nahi munkar, beraqidah islam, bersumber pada al-quran dan assunnah, bertujuan menegakan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya, bergerak dalam segala bidang kehidupan, antara lain bidang pendidikan. Kesehatan, dan sosial ekonomi. Gerakan kepanduan hizbul wathan sebagai organisasi otonom, memiliki tugas visi dan misi muhammadiyah dan pendidikan anak, remaja dan pemuda, sehingga mereka menjadi muslim yang sebenar-benarnya dan siap menjadi kader persyarikatan,umat, dan bangsa 

B.     Rumusan Masalah
Dalam makalah ini masalah yang perlu dipecahkan dirumuskan sebagai berikut:
1.      Jelaskan Pengertian Keorganisasi?
2.      Jelaskan Kepemimpinan Gerakan Kepanduan Hizabul Wathan?
3.      Apa Tujuan Dari Anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan?

C.    Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk Mengetahui Pengertian Organisasi.
2.      Untuk Mengetahui Kepemimpinan Gerakan Kepanduan Hizabul Wathan.
3.      Untuk Mengetahui Anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Organisasi
Organisasi abstrak, tidak dapat dilihat, tetapi selalu kita rasakan eksistensinya hampir disemua aspek kehidupan; melingkupi dan mengatur kehidupan. Organisasi sebagai kesatuan sosial kumpulan individu terkoordinasi – terstruktur secara sadar, sehingga bisa sebagai sistem saling berinteraksi (terdiri berbagai kegiatan saling berhubungan). Kelompok individu bekerja sama dengan memiliki pemimpin, untuk mencapai tujuan. sehingga anggota mempunyai tugas dan fungsi / peran masing – masing; dan sebagai kesatuan mempunyai tujuan dan batas yang jelas (sehingga organisasi dapat dipisahkan dari lingkungannya).
1.      Organisasi Klasik, Neo Klasik, Modern
Klasik, Perhatian / fokus anatomi organisasi dan manusai makluk rasional tidak punya aspek sosial. Berpegang pada prinsip ; perlu keseimbangan tanggung jawab dan wewenang, pemisahan dan pengelompokan tugas sejenis.
Neo Klasik, perhatian aspek sosial, kurang / abaikan aspek anatomi organisasi. Berpegang pada prinsip organisasi system sosial, antar anggotanya merupakan interaksi sosial, kelompok non formal punya norma yang pengaruhi sikap dan prestasi kelompok. Interaksi sosial biasa/ perlu pergerakan positif (saluran komunikasi) supaya tujuan individu/ kelompok bersesuaian dengan tujuan organisasi
Modern, perhatian pada aspek Teknologi yang digunakan dan lingkungannya. Prinsip : Teknologi dan lingkungan berpengaruh terhadap bentuk organisasi, Kemampuan adaptasi tepat akan mencapai keberhasilan, Bentuk / cara kelola harus disesuaikan dengan teknologi/ lingkungan.
Organisasi Gerakan  HW menggunakan azas organisasi modern, yang menekankan pada prinsip ber – adaptasi (bukan kekuatan) dalam mencapai keberhasilan; selalu menyesuaikan dengan teknologi terkini dan belajar sesuai dengan lingkungan. Organisasi yang selalu berubah dan atau belajar dengan lingkungan (learning organisation). Namun demikian karena GK HW adalah organisasi sosial kemasyarakatan (dakwah), maka asas/ prinsip neo klasik masih tetap digunakan dalam tata kelola gerakanya; antar anggotanya merupakan interaksi sosial, kelompok non formal punya norma yang pengaruhi sikap dan prestasi kelompok. Interaksi sosial biasa/ perlu pergerakan positif (saluran komunikasi) supaya tujuan individu/ kelompok bersesuaian dengan tujuan organisasi.
2.      Struktur organisasi matrik
Umumnya organisasi muncul dalam bentuk struktur fungsional, membesar dan jadi rumit, mengubah bentuk menjadi struktur produk (kadang-kadang beberapa bagian tetap fungsional) menjadi struktur hibrid, apabila rentang kawasan sangat luas biasa memadukan dengan struktur geografis. Jika kesemua bentuk/ paduan bentuk ini tidak lagi mampu mewadai dinamika organisasi mencapai visi, misi dan tujuanya dengan baik, biasanya mencoba menggunakan struktur matrik.
Struktur matrik memanfaatkan berbagai kelebihan dari struktur fungsional dan produk (serta geografis) secara simultan pada semua bagian organisasi; struktur hibrid (campuran) tidak simultan diseluruh bagian. Kondisi yang sesuaiuntuk struktur matrik: jika ada tekakan ganda dari dua atau lebih sektor krisis secara simultan, lingkungan kompleks sering berubah, memiliki ketidakpastian tinggi, masalah / isu utamanya bersifat ganda, seperti: lokasi – fungsi, produk – fungsi, kualitas – efisiensi, efisiensi – efektifitas dan lain sebagainya; memerlukan hubungan vertikal/ horizontal yang efektif, perlu penggunaan sumber secara efisien namun tetap efektif. Struktur matrik hanya terdapat pada puncak organisasi (tidak semua anggota harus mempunyai atasan ganda) dan sangat pas untuk organisasi yang bersifat kolegial.
Hampir semua Perguruan Tinggi (PT) dalam posisi keadaan kondisi seperti diatas, maka semua PT (termasuk PTM) menggunakan struktur organisasi matrik. Untuk ini sebaiknya GK HW di PTM menggunakan struktur roganisasi yang konggruen (selaras) dengan struktur yang di gunakan PTM “struktur matrik”, hal ini penting karena kondisi yang di alami GK HW relatif akan sama dengan kondisi yang di alami PTM dan ini juga untuk memudahkan komunikasi, interpretasi, serta kesamaan pola gerakan/ irama.
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini di ambil dari nama nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut nabi Muhammad SAW.
Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpanan ini sering menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alas an adaptasi.
Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem.
Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah, mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi, yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya.
Sebagai dampak positif dari organisasi ini, kini telah banyak berdiri rumah sakit, panti asuhan, dan tempat pendidikan di seluruh Indonesia.
Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 18 November 1912 (8 Dzulhijjah 1330 H).
Persyarikatan Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik. Kegiatan ini pada awalnya juga memiliki basis dakwah untuk wanita dan kaum muda berupa pengajian Sidratul Muntaha. Selain itu peran dalam pendidikan diwujudkan dalam pendirian sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang dikenal sebagai Hooge School Muhammadiyah dan selanjutnya berganti nama menjadi Kweek School Muhammadiyah (sekarang dikenal dengan Madrasah Mu'allimin _khusus laki-laki, yang bertempat di Patangpuluhan kecamatan Wirobrajan dan Mu'allimaat Muhammadiyah_khusus Perempuan, di Suronatan Yogyakarta).
Pada masa kepemimpian Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta, Pekalongan, dan Pekajangan, daerah pekalongan sekarang. Selaim Yogya cabang muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun 1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke Sumatra Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah bergerak ke seluruh Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938 Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.
Kantor pengurus pusat Muhammadiyah awalnya berada di Yogyakarta. Namun pada tahun 1970, komite-komite pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan kesejahteraan berpindah ke kantor di ibukota Jakarta.
Struktur Pimpinan Pusat Muhammadiyah terdiri dari lima orang Penasehat, seorang Ketua Umum yang dibantu tujuh orang Ketua lainnya, seorang Sekretaris Umum dengan dua anggota, seorang Bendahara Umum dengan seorang anggotanya.
Muhammadiyah juga memiliki beberapa organisasi otonom Muhammadiyah, yaitu:
a.       Aisyiyah (organisasi wanita)
b.      Pemuda Muhammadiyah (organisasi pemuda)
c.       asyiatul Aisyiyah (organisasi pemudi)
d.      Ikatan Pelajar Muhammadiyah (organisasi pelajar dan remaja)
e.       Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (organisasi mahasiswa)
f.       Tapak Suci Putra Muhammadiyah (perguruan silat)
g.      Hizbul Wathan (organisasi kepanduan)
1.      Pimpinan
No
Nama
Awal Jabatan
Akhir Jabatan
1.
KH Ahmad Dahlan
1912
1923
2.
KH Ibrahim
1923
1932
3.
KH Hisyam
1932
1936
4.
KH Mas Mansur
1936
1942
5.
Ki Bagoes Hadikoesoemo
1942
1953
6.
Buya AR Sutan Mansur
1953
1962
7.
KH M Yunus Anis
1959
1962
8.
1962
1968
9.
1968
1971
10.
1971
1990
11.
1990
1995
12.
1995
2000
13.
2000
2005
14.
2005
2010
15.
2010
2015
Jabatan penting dalam struktur matrik GK HW: pimpinan tertinggi (pimpinan GK HW PTM) harus menyeimbangkan kekuatan fungsi dan produk, apabila gagal akan menjadi fungsional dan atau produk; perlu memberikan delegasi dan merangsang kontak / koordinasi. Pimpinan matrik (pimpinan departemen : diklat, litbang, pengangabdian masyarakat dan dakwah), merupakan pimpinan salah satu sisi matrik, yang biasanya memiliki masalah utama tentang kewenangan terhadap bawahan yang tidak seratus persen (sebagian kewenangan GK HW fakultas) sehingga perlu berunding/ kompromi dengan argumentasi. Pimpinan dua atasan (bagian : diklat, litbang, pengabdian masyarakata dan dakwah GK HW tingkat fakultas) merupakan jabatan yang sulit karena menghadapi tuntutan yang berbeda tetapi sah dari dua atasan sehingga perlu keberanian “berunding/ kompromis argumentasi” terhadap kedua atasanya, hubungan baik dan loyalitas ganda terhadap atasan.
Kelebihannya struktur matrik GK HW PTM : mampu mencapai tingkat koordinasi yang cocok untuk tuntutan ganda, pemanfaatan SDM GK HW fleksibel menurut jenis produk maupun kegiatan, sesuai untuk pengambilan keputusan yang sifatnya rumit serta untuk lingkungan yang tidak stabil dengan frekuensi perubahan yang tinggi, memberikan kesempatan yang sama untuk pengembangan ketrampilan fungsional maupun ketrampilan integrasi menurut produk, dan sesuai untuk GK HW PTM dengan beberapa jenis produk berbagai sarjana fakultas dan atau kader pendidik/ pelatih, peneliti, pengabdi masyarakat, dakwah.
Kekurangannya: wewenang ganda menyebabkan munculnya kebingungan dan frustasi; SDM GK HW perlu terlatih agar terampil saling berhubungan dalam matrik, menghabiskan banyak waktu untuk koordinasi penyelesaian masalah, akan lancar jika SDM GK HW mengerti sifat matrik (menganut hubungan kolegial, bukan vertikal), dan perlu tuntutan ganda dari lingkungan agar organisasi GK HW PTM tetap seimbang.
2.   Manajemen, TQM
Era global membawa implikasi kepada organisasi GK HW. Organisasi GK HW harus meningkatkan kualitas dan menurunkan biaya dengan cara perbaikan berkelanjutan, perampingan proses dan memotong biaya. Program yang tepat untuk ini adalah manajemen kualitas total (Total Quality Management, TQM) dan rekayasa ulang proses upaya/ usaha (Business Process Re-Engineering, BPR).
a.       Total Quality Management GK HW merupakan filsafat manajemen yang didorong oleh pencapaian kepuasan anggota secara konstan melalui perbaikan berkelanjutan (continous improvement) dari semua proses organisasi; fokus anggota, perbaikan berkelanjutan, perbaikan kualitas dari semua proses organisasi, pengukuran akurat dan pemberian kuasa pada SDM GK HW. Ini semua membawa implikasi untuk perbaikan – pengembangan GK HW bahwa, SDM GK HW akan berpikir ulang terhadap apa yang mereka lakukan dan lebih terlibat pengambilan keputusan di dalam organisasi GK HW.
b.      Business Process Re – Enginering (BPR) memiliki filosofi penyempurnaan / perbaikan. BPR mempertimbangkan kembali bagaimana kerja dilakukan dan organisasi GK HW di struktur seandainya kerja dan organisasi dicipta dari nol/ awal. BPR bertujuan mencapai perbaikan – perbaikan langkah dalam kinerja dengan cara mendesain ulang proses dimana organisasi beroperasi, memaksimumkan kandungan yang memberi nilai tambah dan meminimkan / menurunkan yang tidak memberi nilai tambah. Dengan BPR dimungkinkan untuk mempengaruhi perbaikan langkah dalam kinerja proses guna revitalisasi.
3.   Kepemimpinan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
Kepemimpinan GK HW adalah usaha supaya SDM GK HW mau melakukan sesuatu yang lebih untuk mencapai tujuan organisasi / kelompok. Gaya kepemimpinan GK HW dapat berasal dari kepribadian pemimpin dan struktur tugasnya yang melahirkan tiga gaya: situasional, sosial dan perpaduan situasi dan sosial. Kepemimpinan dapat berorientasi pada produk / hasil, bawahan / anggota dan perpaduan orientasi hasil dan anggota.
a.       Kuadran kepemimpinan, memberikan perhatian bahwa seorang pemimpin memiliki pertimbangan (terhadap manusia / anggota) yang menggambarkan hubungan pemimpin dan anggota dengan situasi saling percaya, hangat, kekeluargaan dan menghargai ide, dan struktur pemrakarsaan menjelaskan pemimpin itu mengatur dan menentukan: pola organisasi, peran dan pelaksanaannya serta saluran komunikasi. Kepemimpinan GK HW diharapkan memiliki struktur pemrakarsaan tinggi dan pertimbangan yang tinggi juga.
b.      Kontinum kepemimpinan, memberikan perhatian kepada kepemimpinan yang berorientasi/ terpusat kepada pemimpin dan terpusat pada anggota/ bawahan. Kepemimpinan GK HW diharapkan memiliki keseimbangan perilaku yang terpusat pada pemimpin dan anggota, yang dalam proses pengambilan keputusan dengan cara mengemukakan keputusan sementara yang masih dapat diubah.
c.       Kepemimpinan Kharismatik Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan,kepemimpinan yang heroik atau luar biasa dalam perilaku tertentu memiliki karakter : percaya diri, memandang jauh kedepan dan mampu membuat, mengungkap dan meyakini (visioner), kontraversi, agen perubahan dan peka terhadap lingkungan.
4.   Anggota Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan
a.       Anggota GK HW memiliki tujuh kebiasaan efektif (7 habit efektif). Proaktif, merujuk pada tujuan akhir, dahulukan yang utama, berpikir menang – menang berusaha memahami baru ingin dipahami, mewujudkan sinergi dan mengasah gergaji.
b.      Jadilah proaktif. Anggota GK HW bersikap proaktif lebih dari sekedar mengambil inisiatif; artinya bertanggung jawab atas perilaku kita sendiri (dimasa lalu, sekarang maupun yang akan datang), dan membuat pilihan-pilihan berdasarkan prinsip dan nilai ketimbang pada suasana hati atau keadaan. Anggota GK HW proaktif adalah pelaku-pelaku perubahan dan memilih untuk tidak menjadi korban, tidak bersikap reaktif, tidak menyalahkan orang lain. Mereka lakukan ini dengan mengembangkan serta menggunakan empat karunia manusia yang unik: kesadaran diri, hati nurani, daya imajinasi dan kehendak bebas, dan dengan menggunakan pendekatan dari dalam keluar untuk menciptakan perubahan. Mereka SDM GK HW bertekad menjadi daya pendorong kreatif dalam hidup mereka sendiri, adalah keputusan yang paling mendasar yang bisa diambil setiap orang.
c.       Merujuk pada tujuan akhir. Segalanya diciptakan dua kali, pertama secara mental, kedua secara fisik. Individu anggota GK HW, tim dan organisasi membentuk masa depannya masing-msing dengan terlebih dulu menciptakan visi serta tujuan secara mental. Mereka SDM GK HW bukan menjalani kehidupannya hari demi hari tanpa tujuan-tujuan yang jelas dalam benak mereka. Secara mental SDM GK HW mengidentifikasikan prinsip, nilai, hubungan dan tujuan yang paling penting bagi mereka sendiri dan membuat komitmen terhadap diri sendiri untuk melaksanakannya. Suatu pernyataan misi adalah bentuk tertinggi dari penciptaan secara mental, yang dapat disusun oleh seorang individu anggota GK HW, tim atau organisasi. Pernyataan misi ini adalah keputusan utama, karena melandasi keputusan lainnya. Menciptakan budaya kesamaan misi, visi dan nilai adalah inti dari kepemimpinan.
d.      Dahulukan yang utama. Mendahulukan utama dalah penciptaan kedua SDM GK HW secara fisik. Mendahulukan yang utama artinya mengorganisasikan dan melaksanakan apa yang telah diciptakan secara mental. Hal-hal sekunder tidak didahulukan, hal-hal utama tidak dikebelakangkan. Individu anggota GK HW dan organisasi memfokuskan perhatiannya pada apa yang paling penting, entah mendesak entah tidak. Intinya adalah memastikan diutamakannya hal yang utama.
e.       Berusaha untuk memahami dulu baru ingin dipahami. Kalau kita anggota GK HW mendengarkan dengan seksama lebih dahulu untuk memahami orang lain, ketimbang untuk menghadapinya; maka kita anggota GK HW memulai komunikasi sejati dan membangun hubungan. Kalau orang lain merasa dipahami, mereka merasa ditegaskan dan dihargai, mau membuka diri, sehingga peluang untuk berbicara secara terbuka serta dipahami terjadi lebih alami dan mudah. Berusaha memahami ini menuntut kemurahan, berusaha dipahami menuntut keberanian. Keefektifan terletak dalam keseimbangan diantara keduanya.
f.       Mewujudkan Sinergi. Sinergi adalah menghasilkan alternatif ketiga, sikap memahami dan bahkan memanfaatkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam mengatasi masalah, memanfaatkan peluang. Tim yang sinergistis memanfaatkan masing-masing individu anggota GK HW, sehingga secara keseluruhannya lebih besar dari pada jumlah total dari bagian-bagiannya. Hubungan-hubungan serta tim seperti ini mengenyampingkan sikap saling merugikan. Mereka tidak puas dengan kompromi atau sekedar kerja sama. Melainkan mereka kejar kerjasama yang kreatif.
3.      Motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang merupakan hasil interaksi antara kebutuhan dan faktor luar yang mempengaruhi perilaku seseorang. Usaha supaya orang lain mau melakukan sesuatu. Kebutuhan adalah kekurangan yang dirasa individu pada saat tertentu sehingga merangsang untuk menginginkan sesuatu.
a.       Motivasi Positif dan Negatif, Motivasi positif, adalah proses memotivasi/ mempengaruhi dengan menambah tingkat kepuasan tertentu misalkan dengan promosi, insentif, kenaikan tingkat; kenaikan fungsi. Peran dan tanggung jawab, perbaikan kondisi. Sedangkan motivasi negatif, proses memotivasi / mempengaruhi dengan menakut-nakuti (secara paksa) misalkan dengan cara demosi, kehilangan jabatan; diturunkannya fungsi, peran dan tanggung jawab, pengurangan kondisi kerja. Anggota GK HW diharapkan termasuk SDM yang memiliki motivasi positif.
b.      Asumsi manusia X dan YIndividu pada asumsi ‘X’ memiliki sifat dasar yang malas, menghindari pekerjaan/ tanggung jawab, menginginkan keberhasilan tanpa kerja keras sehingga dalam kegiatan/ aktivitas harus dipaksa, diawasi, diarahkan, ambisi relatif kecil dan menginginkan jaminan diatas segalanya. Motivasi kerja/ perjuangnya hanya untuk memperoleh motif finansial. Individu pada asumsi Y memiliki sifat dasar rajin, bekerja merupakan kodrat manusia, mampu mengendalikan dan mengarahkan diri, tujuan adalah sesuatu prestasi, mencari tanggung jawab, menginginkan keberhasilan dengan kerja keras/ cerdik, memiliki inisiatif, mampu menyelesaikan masalah, beranggapan bahwa intelektual manusia baru digunakan sebagian saja. Motivasi kerja/ perjuanganya untuk memperoleh prestasi kerja yang optimum (motif non finansial). Anggota SDM GK HW diharapkan senagai individu dengan asumsi ‘Y’
c.       Hirarki Kebutuhan, Kebutuhan manusia secara hirarkis distrukturkan dimana satu kebutuhan akan dipenuhi lebih dulu, baru kebutuhan selanjutnya ingin dipenuhinya. Secara hirarkis berturut-turut: kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri. Individu dapat saja tidak mengikuti hirarkis kebutuhan dari kebutuhan fisiologis menuju aktualisasi diri, tetapi ia lebih mendahulukan / dominan kebutuhan sosialnya lebih dulu baru disusul penghargaan dan aktualisasi diri (berarti ia mengabaikan fisiologis dan rasa aman). Anggota GK HW diharapkan memiliki motivasi pada tingkat ’aktualisasi diri’
d.      Existence – Relatedness – Growth (ERG), kebutuhan manusia secara hirarkis distrukturkan dimana satu kebutuhan akan dipenuhi lebih dulu, baru kebutuhan selanjutnya ingin dipenuhinya. Secara berurutan kebutuhan tersebut adalah kebutuhan akan eksistensi, keterkaitan dan pertumbuhan. Anggota SDM GK HW diharapkan berada pada tingkat motivasi pertumguhan.
e.       Tiga Kebutuhan Dasar, sebagai motivator individu : need for achievement (N-Ach) merupakan kebutuhan manusia untuk berprestasi; need for power (N-Pow) merupakan kebutuhan manusia untuk berkuasa/ menguasai; need for affiliation (N-Aff) merupakan kebutuhan manusia untuk berafiliasi pada masyarakat/ lingkungannya. Anggota SDM GK HW diharapkan memiliki kebutuhan dasar yang tinggi akan N – Ach, N – Pow, N – Aff, sehingga harapan sukses berhasil sebagai pemimpin lebih tinggi.
C.    Model Aktivitas/ Gerakan Penghela Penuntun
Gerakan kepanduan Hizbul Wathan di Perguruan Tinggi Muhammadiyah
Konggruensi dengan dharma PTM 3 dharma + dakwah (pendidikan, penelitian, pengabdian pada masyarakat dan dakwah) Berlandasan pada policy PPM, the real and modern scout, OMKA, model aktivitas & filsafat dasar sistem diklat pengembangan SDM GK HW.
Kegiatan mengenai :
Pendidikan, penelitian, pengambdian & dakwah
Pandu sejati dan modern (the real and modern scout)
Penentuan benchmark (patok duga) dan keinginan melampaui patok duga pandu di negara maju




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di Indonesia. Nama organisasi ini di ambil dari nama nabi Muhammad SAW, sehingga Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut nabi Muhammad SAW.

B.     Saran
Dari kesimpulan di atas Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala aspeknya. Akan tetapi, ia juga menampilkan kecenderungan untuk melakukan perbuatan yang ekstrem.










 AFIAH FIFI FITRIA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar