KEJENUHAN DAN KESULITAN DALAM
BELAJAR
A.
Kejenuhan
belajar
Secara
harfiah, arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat
apapun. Selain itu jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam belajar, di
samping siswa sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa
negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi lazim
disebut learning plateau atau plateau (baca : pletou) saja. Peristiwa jenuh ini kalau
dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar (Kejenuhan belajar)
dapat membuat siswa tersebut merasa telah memubazirkan usahanya. Kejenuhan
belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak
mendatangkan hasil (Reber, 1988).
·
Faktor penyebab dan cara mengatasi kejenuhan belajar
Menurut
Cross (1974) dalam bukunya The Psychology of Learning, keletihan siswa dapat
dikatagorikan menjadi tiga macam, yakni: 1) keletihan indra siswa; 2) keletihan
fisik siswa; 3) keletihan mental siswa. Keletihan fisik dan keletihan indra
dalam hal ini mata dan telinga pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan
lebih mudah setelah siswa beristirahat cukup terutama tidur nyenyak dan
mengkomsumsi makanan dan minuman yang cukup bergizi. Sebaliknya, keletihan
mental tak dapat diatasi dengan cara yang sederhana cara mengatasi
keletihan-keletihan lainnya. Itulah sebabnya, keletihan mental dipandang
sebagai faktor utama penyebab munculnya kejenuhan belajar.
B. KESULITAN DALAM BELAJAR
Kesulitan
belajar merupakan keterjemahan dari istilah bahasa inggris learning disability.
Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar
dan disability artinya ketidak mampuan; sehingga terjemahan yang benar
seharusnya adalah ketidak mampuan belajar. Istilah kesulitan belajar digunakan
dalam buku ini karena dirasakan lebih optimis.
·
Faktor Intern Siswa
Faktor intern siswa
meliputi gangguan atau kekurang mampuan psikologi fisik siswa yakni:
1.
Yang bersifat kognitif (renah
cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi siswa.
2.
Yang bersifat afektif (renah
rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.
3.
Yang bersifat psikomotor (renah
karsa), antara lain seperti terganggunya alat alat indera penglihatan dan
pendengaran (mata dan telinga).
·
Faktor Ekstern Siswa
Faktor ekstern siswa
meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung
aktifitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam :
1.
Lingkungan keluarga, contohnya:
ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan
ekonomi keluarga.
2.
Lingkungan
perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan
teman sepermainan (peer group) yang nakal.
3.
Lingkungan sekolah, contohnya:
kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti letak pasar, kondisi guru
serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.
C.
LANGKAH-LANGKAH
DIAGNOSTIK YANG DAPAT DITEMPUH GURU
·
Mengetahui alternatif pemecahan
kesulitan belajar
1.
Menganalisis hasil diagnosis
2.
Mengidentifikasi
3.
Menyusun program
·
Langkah-langkah guru melaksanakan
program Perbaikan
1.
Analisis hasil diagnosis.
2.
Menentukan bidang kecakapan bidang
bermasalah.
3.
Menyusun program perbaiakan
Resume 5
Afiah Fifi
Fitria (150641096)
Dosen
Pengampu : Bapa Nurkholis,
M.Pd.I
Tidak ada komentar:
Posting Komentar