Rabu, 27 Januari 2016

Kejenuhan Dan Kesulitan Dalam Belajar



KEJENUHAN DAN KESULITAN DALAM BELAJAR

A.    Kejenuhan belajar
Secara harfiah, arti kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun. Selain itu jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam belajar, di samping siswa sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar yang dalam bahasa psikologi lazim disebut learning plateau atau plateau (baca : pletou) saja. Peristiwa jenuh ini kalau dialami seorang siswa yang sedang dalam proses belajar (Kejenuhan belajar) dapat membuat siswa tersebut merasa telah memubazirkan usahanya. Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil (Reber, 1988).
·         Faktor penyebab dan cara mengatasi kejenuhan belajar
Menurut Cross (1974) dalam bukunya The Psychology of Learning, keletihan siswa dapat dikatagorikan menjadi tiga macam, yakni: 1) keletihan indra siswa; 2) keletihan fisik siswa; 3) keletihan mental siswa. Keletihan fisik dan keletihan indra dalam hal ini mata dan telinga pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah siswa beristirahat cukup terutama tidur nyenyak dan mengkomsumsi makanan dan minuman yang cukup bergizi. Sebaliknya, keletihan mental tak dapat diatasi dengan cara yang sederhana cara mengatasi keletihan-keletihan lainnya. Itulah sebabnya, keletihan mental dipandang sebagai faktor utama penyebab munculnya kejenuhan belajar.

B.     KESULITAN DALAM BELAJAR
Kesulitan belajar merupakan keterjemahan dari istilah bahasa inggris learning disability. Terjemahan tersebut sesungguhnya kurang tepat karena learning artinya belajar dan disability artinya ketidak mampuan; sehingga terjemahan yang benar seharusnya adalah ketidak mampuan belajar. Istilah kesulitan belajar digunakan dalam buku ini karena dirasakan lebih optimis.
·         Faktor Intern Siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurang mampuan psikologi fisik siswa yakni:
1.       Yang bersifat kognitif (renah cipta), antara lain seperti rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi siswa.
2.       Yang bersifat afektif (renah rasa), antara lain seperti labilnya emosi dan sikap.
3.       Yang bersifat psikomotor (renah karsa), antara lain seperti terganggunya alat alat indera penglihatan dan pendengaran (mata dan telinga).
·         Faktor Ekstern Siswa
Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktifitas belajar siswa. Faktor ini dapat dibagi tiga macam :

1.       Lingkungan keluarga, contohnya: ketidak harmonisan hubungan antara ayah dengan ibu, dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
2.       Lingkungan perkampungan/masyarakat, contohnya: wilayah perkampungan kumuh (slum area), dan teman sepermainan (peer group) yang nakal.
3.       Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung sekolah yang buruk seperti letak pasar, kondisi guru serta alat-alat belajar yang berkualitas rendah.


C.    LANGKAH-LANGKAH DIAGNOSTIK YANG DAPAT DITEMPUH GURU
·         Mengetahui alternatif pemecahan kesulitan belajar
1.       Menganalisis  hasil diagnosis
2.       Mengidentifikasi
3.       Menyusun program
·         Langkah-langkah guru melaksanakan program Perbaikan
1.       Analisis hasil diagnosis.
2.       Menentukan bidang kecakapan bidang bermasalah.
3.       Menyusun program perbaiakan


Resume 5 


Afiah Fifi Fitria                  (150641096)  
                        Dosen Pengampu             :  Bapa Nurkholis, M.Pd.I

Tidak ada komentar:

Posting Komentar